judul gambar

Kerajinan Tas dari Sampah Plastik Bekas Minuman Instan




Sampah biasanya oleh sebagian warga dibuang atau bahkan diabaikan begitu saja karena merasa kotor dan menjijikkan. Namun, sampah plastik gelas bekas minuman instan dapat disulap menjadi sebuah kerajinan tas yang menarik dan memiliki nilai seni serta ekonomi tinggi. 

Setiap sore hari usai melakukan aktivitas di rumahnya, Para perempuan yang kebanyakan sebagai ibu rumah tangga tersebut, berkumpul untuk membuat kerajinan tas yang berbahan dasar dari sampah gelas plastik bekas minuman instan.

Ditangan Ibu-Ibu warga Desa Candisari,  Kecamatan Sambeng,  Kabupaten Lamongan,  Jawa timur,  sampah gelas plastik bekas minuman instan mampu disulap menjadi sebuah tas yang memiliki nilai seni dan ekonomis yang tinggi. 

Pembuatan kerajinan tas dari sampah ini dilakukan dengan cara yang sederhana tanpa menggunakan peralatan modern, cukup dengan pisau cutter dan lem plastik serta benang tali. 

Proses awalnya gelas plastik bekas minuman instan dipotong dengan pisau cutter untuk diambil bagian atasnya yang melingkar. Selanjutnya lingkaran-lingkaran ini kemudian dirajut dengan benang tali sesuai model atau bentuk yang diinginkan.


Agar terlihat  lebih  menarik, warna benang tali disesuaikan dengan corak bahan dasar, begitu juga tas yang sudah jadi  di pasang manik manik sebagai hiasan tas,  selain itu desain tas juga dibuat simple sehingga cocok dipakai untuk wanita muda maupun dewasa.

Yunar salah satu perajin tas mengaku ide pembuatan kerajinan tas unik ini berasal dari banyaknya sampah gelas plastik bekas minuman instan di sekitar desa candisari terutama di dekat sekolah.  

“ Pada awalnya hanya mencoba, setelah jadi sebuah tas ternyata banyak yang minat untuk membelinya.” Ungkap Yunar 

Dalam satu hari mampu menghasilkan satu sampai tiga tas. Sedangkan satu tas dijual dengan harga 50 Ribu Rupiah hingga 80 Ribu Rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan saat pembuatan. 

Sementara hingga kini hasil produksi kerajinan tas warga Desa Candisari Kecamatan Sambeng  Lamongan juga mulai dipromosikan ke tempat-tempat wisata.

Perangkat Desa Tertua Meninggal, Desa Bulumargi Berduka



Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun.   

Warga Bulumargi turut berduka atas meninggalnya  Bapak Nursalim alias Sukijan, Kapala Urusan (Kaur) Pemerintahan Desa Bulumargi. Semoga amal ibadah selama hidupnya diterima di sisi Allah SWT.

Nursalim Alias Sukijan (Alm) meninggal pada usia sekitar 70 tahun akibat sakit yang dideritanya sejak beberapa tahun lalu, dan pada beberapa bulan terakhir penyakit yang dideritanya mulai kambuh lagi, hingga pada hari kamis malam (06/08/2015). Beliau menghembuskan nafas terakhir di kediamannya yang berada di Dusun Kepoh, Desa Bulumargi, Kecamatan Babat.

Beliau merupakan salah seorang perangkat desa tertua dan terlama di Desa Bulumargi. Perjalanannya untuk mengabdi  sebagai pelayan masyarakat menjadi perangkat desa di mulai sejak tahun 1980an pada masa kepemimpinan Kepala Desa (Almarhum) A. Zaini.

Selama mengabdikan diri sebagai perangkat desa, Nursalim (Alm) adalah perangkat desa  yang baik dan bisa menjadi sosok orang tua bagi teman teman perangkat desa lainnya. Di samping itu, (Alm) Nursalim atau yang biasa dipanggil Pak Kaur ini orangnya teliti dan memahami seluk beluk tentang pemerintahan desa.

“Dengan adanya kabar meninggalnya Pak Kaur Pemerintahan ini tentu kita sangat bersedih serta merasa kehilangan , sebab beliau adalah orang tertua dan paling lama di pemerintahan Desa Bulumargi” ujar Kepala Desa Bulumargi  Trimo Hadi Saputro S.Pd. saat bertakziyah dan mengiring ke pemakaman Almarhum Nursalim.

Selain itu, Trimo Hadi Saputro juga menambahkan selaku Kepala Desa Bulumargi juga memohonkan maaf kepada seluruh warga Desa Bulumargi, jika semasa hidupnya (Alm) Nursalim mempunyai kesalahan serta prilaku yang kurang berkenan mohon di maafkan, dan semoga Almarhum berikan tempat yang layak serta amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Amiin.       

Sosok Emirati Fauziyah Santri TPQ Al Huda Juara Tartilul Quran



Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 14 Juni 2015, MABIN Langitan menyelenggarakan Festival Anak Sholeh (FAS )Ke 6  se Kecamatan Babat, yang diikuti oleh seluruh Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) di Kecamatan Babat.

Pada Acara Tersebut TPQ Al Huda Desa Bulumargi berhasil mengantarkan Emirati Fauziyah salah satu santri terbaiknya meraih peringkat ke 3 dalam kategori  Tartilul Quran. Mungkin anda belum mengenal siapakah Emirati Fauziyah santri yang berprestasi tersebut?.

Emirati Fauziyah atau biasa dipanggil Mira adalah anak kedua dari pasangan Raswan dan Yateni Warga Dusun Awar-Awar, Desa Bulumargi, Kecamatan Babat-Lamongan.  

Kedua Orang tuanya bukanlah seorang Ustadz atau ahli agama. Namun, Raswan Ayah Mira adalah seorang petani sedangkan Yateni ibunya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga sekaligus membantu ayahnya bertani.

Kondisi Kehidupan keluarga Mira yang masuk kategori tidak mampu, tidak membuat kemauan belajar Mira kendor dan minder dengan temannya. Saat ini Mira berusia sekitar 11 tahun yang masih duduk di bangku kelas enam Madrasah Ibtidaiyah Irsyadut Tholibin.

Sementara, di lingkungan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Al Huda,  Sosok Emirati Fauziyah adalah santri yang memiliki semangat belajar mengaji yang tinggi diantara teman teman santri lainnya. Semangat belajar yang tinggi Mira tunjukkan dengan selalu disiplin masuk kelas, dan juga telaten  dalam belajar. 

Menurut Pengasuh TPQ AL Huda Ustadz Muhammad Ali saat ditemui oleh admin mengaku, jika diantara ratusan santri TPQ Al Huda yang diasuhnya saat ini, Mira merupakan anak yang cerdas, taat pada guru/ Asatidzah, telaten saat belajar.

“Mira itu anaknya ketika diperintah gurunya selalu nurut (mengikuti), telaten mengajinya, bahkan sering gurunya melihat ketika yang lain sedang bermain, Dia (Mira) tidak tergoda untuk main ”. Ujar Ustadz Ali.  

Santri TPQ Al Huda Raih Prestasi Pada Festival Anak Sholeh


“Alhamdulillahirabbil Alamiin!!..  Semoga mampu menghasilkan generasi  pecinta Al Qur`an”. Itulah kalimat yang terucap dari bibir Pengasuh Taman Pendidikan Al Qur`an (TPQ) Al Huda Dusun Awar Awar, Desa Bulumargi, Ustadz  Muhammad Ali AG. S.Ag. S.Pd.  

Ungkapan syukur tersebut terucap lantaran Saudari Emirati Fauziyah, salah satu Santi TPQ Al Huda Yang diasuhnya mampu mendapatkan prestasi yang membanggakan pada Festival Anak Sholeh (FAS) tingkat kecamatan Babat, yang di selenggarakan setiap 2 tahun sekali. 

Meskipun  keberadaan TPQ AL Huda berada di pelosok desa yang jauh dari perkotaan. Namun, santri TPQ Al Huda Mampu meraih peringkat ke 3  kategori Tartilul Qur`an dari beberapa kategori bidang ilmu Al Quran yang di perlombakan.

Dalam ajang Festival Anak Sholeh tahun 2015 yang berlangsung hari Kamis (14/06/2015) bertempat di Gedung TPQ An Nahdliyah  Desa Gembong, Kecamatan Babat- Lamongan  di ikuti oleh sekitar 26 TPQ yang ada di Kecamatan Babat.  

Dengan Prestasi para santri TPQ Al Huda tersebut Ustadz Ali panggilan Akrab pengasuh TPQ dan juga Madrasah Diniyah Ashabul Kahfi ini berharap  para santri nantinya mampu menjadi generasi yang tidak hanya pandai membaca  Al Qur`an, namun santri TPQ Al Huda juga mampu mengamalkan nilai Al Quran dalam kehidupan serta bermanfaat ilmunya bagi Masyarakat. 

Hingga saat ini TPQ Al Huda  tercatat memiliki kurang lebih 100 santri.  Dengan tenaga pendidik sebanyak puluhan  ustadz maupun ustadzah.

Back To Top