judul gambar

TNI Bedah Rumah Warga Miskin Di Desa Bulumargi





(Woro-Woro).- Sebanyak 3 unit rumah milik warga yang kurang mampu di Dusun Awar-Awar, Desa Bulumargi, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, mendapatkan program bantuan bedah rumah tidak layak huni (RTLH) tahun 2015 oleh KODIM 0812 Lamongan. 


Ke-3 unit rumah tersebut 2 unit rumah diantaranya tersebut milik Ibu Sumi, 49 Tahun, dan Mbah Sulasih, 70 Tahun. Keduanya adalah janda dan kehidupannya termasuk kategori warga yang kurang mampu, sedangkan 1 unit rumah adalah milik Tasrin, yang juga merupakan warga kurang mampu.

Sebelumnya, kondisi ketiga rumah tersebut terlihat sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan kurang layak huni. Hal ini terlihat dari kondisi ke-3 unit rumah, mulai dari kerangka dan dinding rumah kesemuanya menggunakan bambu yang kondisinya sudah lama dan mulai rapuh akibat di makan rayap.

Kondisi rumah yang hampir rapuh tersebut menjadi alasan pihak TNI /KODIM 0812 Lamongan memberikan bantuan program Bedah Rumah tidak layak huni (RTLH) untuk warga miskin atau warga yang kurang mampu.

Seperti yang di tuturkan oleh Serka Madelan selaku Banbisa dari Koramil 10 Babat, jika saat dilakukan survey terhadap beberapa rumah warga miskin atau kurang mampu di Desa Bulumargi, ke-3 rumah tersebut yang masuk kategori rumah yang perlu dibantu dalan program bedah rumah tahun 2015 oleh TNI AD/ KODIM 0812 Lamongan.


Pembangunan rumah warga yang tidak layak huni menjadi layak huni dengan bangunan semi permanen ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi warga yang kurang mampu, setidaknya dapat meningkatkan keamanan warga yang menghuninya dari gangguan kamtibmas.

Sementara, di Kabupaten Lamongan sendiri ada ribuan rumah tidak layak huni (RTLH) yang mendapatkan program bantuan Bedah rumah tahun 2015 yang di selenggarakan oleh KODIM 0812 Lamongan. 




Kelangkaan Pupuk Bersubsidi



Kelangkaan Pupuk yang sering terjadi di Desa Bulumargi membuat para petani merasa pusing dan lelah menghadapi kondisi yang sangat mengganggu kelangsungan produktivitas hasil pertanian di desa ini.

Profil Desa Bulumargi



Desa Bulumargi adalah desa yang terbentuk dari zaman kolonial Belanda dan belum ada perubahan atau pemekaran sehingga rasa kekeluargaan disetiap warganya masih terpelihara dengan baik.

Desa Bulumargi terletak sekitar 8,5 KM sebelah timur dari pusat kota Kecamatan Babat dengan jumlah penduduk sebanyak 3.625 Jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani sehingga tidak salah bila dalam desa ini terdapat sekitar 5 (lima) kelompok tani dengan klasifikasi tingkat lanjut (menurut data UPT Dinas Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Babat).

Desa Bulumargi memilik lima Dusun yang masing masing memiliki kultur dan sejarah tersendiri. Hal ini menjadikan Desa Bulumargi memiliki banyak keaneka ragaman sosial, budaya, kesenian.

Dengan Keaneka ragaman masyarakat, Desa Bulumargi memiliki beberapa fasilitas pendidikan yang mampu memajukan masyarakat dalam meningkatkan kehidupan berbangsa dan Negara.

Tata Pemerintahan
 
1. Pembagian Wilayah Desa

Desa Bulumargi dalam menjalankan kepemerintahannya terbagi menjadi 5 dusun, yang disetiap dusunnya dipimpin oleh seorang kepala dusun sebagai kepanjang tangan dari kepala desa dalam menjalankan tupoksinya, adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :

• Dusun Bulugondang
• Dusun Kepoh
• Dusun Awar-awar
• Dusun Kemlagi
• Dusun Karangdowo

Setiap daerah terotorial dusun membawahi beberapa wilayah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT), adapun rinciannya sebagai berikut :

• Dusun Bulugondang terdiri dari 1 RT
• Dusun Kepoh terdiri dari 1 RW dan 4 RT
• Dusun Awar-awar terdiri dari 2 RW dan 6 RT
• Dusun Kemlagi terdiri dari 1 RW dan 4 RT
• Dusun Karangdowo terdiri dari 1 RW dan 2 RT

Candi Slumpang Situs Peninggalan Zaman Kerajaan Erlangga


(Woro-Woro) - Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau  BP3 Trowulan terus melakukan penggalian candi  yang terpendam di area persawahan di Dusun Slumpang, Desa Siser, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.

Hingga saat ini area persawahan yang digali mencapai  panjang dua belas meter dan lebar 12 meter serta kedalam 125 centimeter

Menurut tim BP3 Trowulan dipastikan candi yang tertanam ini  merupakan tempat pemujaan warga hindu aliran syiwa  pada massa lalu karena terdapat dua yoni. Selain itu  terdapat  parit atau sungai kecil menggelilingi candi yang mengahadap ke timur.

Dan diperkirakan candi ini dibangun pada zaman sebelum kerajaan majapahit, tepatnya zaman airlangga pada abad sebelas. Hal ini berdasarkan bentuk bangunan serta ditemukanya relief-relief bercirikan massanya kerajaan airlangga.

"Diperkirakan candi di area persawan  dusun slumpang ini ukuranya besar, karena meski sudah dilakukan penggalian dengan  dua belas meter kali dua belas meter, tim penggali belum menemukan tepian  atau pagar candi." ujar Kuswanto tim BP3 Trowulan.

Sebenarnya penggalian kali ini merupakan penggalian yang kedua. Sebelumnya pada  tahun 2012 lalu sudah dilakukan penggalian. Saat itu tim BP3 trowulan yang dibantu sejumlah pemerhati peninggalan purbakala lamongan menemukan bentangan tengan candi dan dua yoni. Namun karena keterbatasan anggaran dari Pemkab Lamongan akhirnya penggalian pertama tersebut dihentikan.
Back To Top